Jumat, 17 Juni 2011

askep skabies

       I.            ANATOMI FISIOLOGI
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFNPlhPS8SEaaIK5dFVNa7Tazms06Ni9RphCuZoSmVBBMfev0fKqv_QlYXui3R0-_BBCjnB2Zz6bWzYtHW7wNHUDlnKdSGy7w_ahAgHahAkztK_SRSrUnwbQJjnY4h6lDUK_K7qN2Os_M/s320/Untitled-1.jpg
Organ Kulit
1.      Epidermis (Kutilkula) Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, antara lain seperti berikut :
a.      Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk.
Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan epidermis ini disusun oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan akan mengalami pengelupasansecara perlahan-lahan, digantikan dengan sel telur yang baru.
b.       Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan rambut. Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit akan menjadi semakin gelap. Coba Anda perhatikan kulit orang “suku Dani di Irian dengan suku Dayak di Kalimantan pada Gambar 7.8!

Jika dikaitkan dengan hal ini apa yang terjadi pada kulit dari kedua suku tersebut? Selain memberikan warna pada kulit, melanin ini juga berfungsi untuk melindungi sel-sel kulit dari sinar ultraviolet matahari yang dapat membahayakan kulit. Walaupun sebenarnya dalam jumlah yang tepat sinar ultraviolet ini bermanfaat untuk mengubah lemaktertentu di kulit menjadi vitamin D, tetapi dalam jumlah yang berlebihan sangat berbahaya bagi kulit. Kadang-kadang seseorang menghindari sinar matahari di siang hari yang terik, karena ingin menghindari sinar ultraviolet ini. Hal ini disebabkan karena ternyata sinar ultraviolet ini dapat membuat kulit semakin hitam. Berdasarkan riset, sinar ultraviolet
dapat merangsang pembentukan melanosit menjadi lebih banyak untuk tujuan perlindungan terhadap kulit. Sedangkan jika kita lihat seseorang mempunyai kulit kuning langsat, ini disebabkan orang tersebut memiliki pigmen karoten.
c.        Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin. Lapisan ini terdiri atas sel-sel hidup dan terletak pada bagian paling bawah dari jaringan epidermis.
d.       Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan lapisan yang aktif membelah. Sel-selnya membelah ke arah luar untuk membentuk sel-sel kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel yang ada di atasnya selanjutnya sel ini juga akan didorong dari bawah oleh sel yang lebih baru lagi. Pada
saat yang sama sel-sel lapisan paling luar mengelupas dan gugur.
2.      Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah
lapisan epidermis
 Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian berikut. Folikel rambut dan struktur sekitarnya;
a.      Akar Rambut
Di sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus arektor pili), dan ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-otot ini berkontraksi dan mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa nyeri apabila rambut dicabut.
b.      Pembuluh Darah
Pembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh darah ini akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat tumbuh.
c.       Kelenjar Minyak (glandula sebasea) Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar rambut. Adanya kelenjar minyak ini dapat menjaga agar rambut tidak kering.
d.      Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki.
e.       Serabut Saraf
Pada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya.
Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat yang memiliki bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki. Feromon ini dapat memikat lawan jenisDermis (Kulit Jangat)

    II.            PENGERTIAN
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6gDHX4Iv3S_k2B4Y6zSWNg8iVcfnwig76JbNbUOIFIG6DcjFzA7TRJq1vNXrkBLaU292L5QhcjAOBBITKFLv5Ycz7v-zXkAOA1dVgVOgMFde_5v3jwIb-UTUYNhWPyhN4IeV4MGr1Te-K/s200/FIGsarcoptes01.jpg
Sarcoptes scabiei adalah kutu (atau tungau) mungil berwarna putih transparan, berbentuk bulat lonjong. Ukuran kutu (tungau) betina 0,3-0,4 mm, sedangkan si jantan setengah dari ukuran betina. Di luar kulit, kutu ini hanya dapat bertahan hidup 2-3 hari pada suhu kamar dan kelembaban 40-80%. Kutu betina dapat hidup di kulit selama 30 hari, setelah itu mati di ujung liang yang dibuatnya.

·         Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensitisasi terhadap sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Sinnim dari penyakit ini adalah kudis, the itch, gudig, budukan, dan gatal agogo.
Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter
·         Skabies (gudik) adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei varian hominis (sejenis kutu, tungau), ditandai dengan keluhan gatal, terutama pada malam hari dan ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung melui bekas alas tidur atau pakaian.
 III.            KLASIFIKASI
- Scabies pada orang bersih
- Scabies nodular
- Scabies yang ditularkan melalui hewan
- Scabies pada bayi dan anak
- Scabies terbaring ditempat tidur
- Scabies Norwegia atau scabies krustosa

 IV.            ETIOLOGI
Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptes scabei varian hominis. Sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. hominis. Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi. Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata.

    V.            PATOFISIOLOGI
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan leh sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat it kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya papul, vesikel, dan urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.

 VI.            TANDA DAN GEJALA

Diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal berikut :
·         Pruritus nktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas.
·         Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seliruhanggota eluarga.
·         Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1cm, pada uung menjadi pimorfi (pustu, ekskoriosi). Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum komeum tpis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae dan lipat glutea, umbilicus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang bagian telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan ulit. Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.
·          Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostk. Dapat ditemikan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
Pada pasien yang selalu menjaga hgiene, lesi yang timbul hanya sedikit sehingga diagnosis kadang kala sulit ditegakkan. Jia penyakit berlangsung lama, dapat tmbul likenifikasi, impetigo, dan furunkulsis.


http://www.kreis-rendsburg-eckernfoerde.de/uploads/pics/skabies_befallstellen.jpg
Lokasi paling sering di sela-sela jari tangan, telapak tangan, pergelangan tangan, siku, ketiak, daerah payudara, sekitar pusar dan perut bagian bawah, sekitar kelamin dan pantat. Sedangkan pada bayi dan anak-anak dapat mengenai wajah, selasela jari kaki dan telapak kaki.
VII.            TEST DIAGNOSTIK
·         Penetapan diagnosa skabies (gudik) berdasarkan riwayat gatal terutama pada malam hari dan adanya anggota keluarga atau teman dekat yang sakit seperti penderita (ini menunjukkan adanya penularan ).
Pemeriksaan fisik yang sangat penting adalah dengan melihat bentuk tonjolan kulit yang gatal dan arena penyebarannya.
·         Untuk memastikan diagnosa skabies (gudik) adalah dengan pemeriksaan mikroskop untuk melihat ada tidaknya kutu Sarcoptes scabiei atau telurnya.
·         Cara pengambilan sampel dilakukan dengan mengorek tonjolan kulit atau tonjolan yang bernanah, kemudian diperiksa langsung dengan mikroskop.




VIII.            PENATALAKSANAAN MEDIS

·         Pengobatan ditujukan pada pemberantasan kutu Sarcoptes scabiei dan mengurangi keluhan gatal serta penyulit yang timbul karena garukan.
Antibiotika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, kelamin, dll). Infeksi sekunder biasanya disebabkan kuman akibat garukan.
Untuk mengurangi gatal dapat digunakan obat antihistamin.
·         Obat-obat yang lazim digunakan antara lain:
ü   Salep yang mengandung asam salisilat 2% dan sulfur 4%. Dioleskan setelah mandi selama 3-4 hari dan diulang seminggu kemudian.
ü   Salep atau lotion yang mengandung Benzoas benzilicus 25%. Dioleskan setelah mandi selama 3-4 hari dan diulang seminggu kemudian. Dapat juga di oleskan selama 24 jam dan diulang seminggu kemudian. Jangan diberikan pada bayi dan anak-anak karena rasa panas pada kulit.
ü   Lotion atau cairan Benzene hexachlorid. Dioleskan setelah mandi ke tubuh ( leher ke
bawah ) kemudian dicuci bersih setelah 12 jam. Pemakaian selama 3-4 hari dan diulang
seminggu kemudian. Jangan diberikan pada bayi, anak-anak dan wanita hamil.
ü  Dan beberapa obat lain seperti lotion Monosulfiran 25%, dan lain-lain.

 IX.            PENCEGAHAN
·         Periksakan ke Puskesmas, dokter, dokter spesialis kulit atau Rumah sakit setempat bila menjumpai penyakit ini untuk mendapatkan pengobatan
·          Cuci semua baju dan alas tidur (sprei atau sejenisnya) dengan air panas
·          Mandi teratur dengan sabun.
·          Apabila ada yang sakit Skabies (gudik), periksakan semua anggota keluarga yang kontak dengan penderita. Jika ternyata menderita skabies, obati semuanya secara serempak agar tidak terjadi penularan ulang.
·          Bagi para guru atau Ustadz yang mendapati murid atau santrinya sakit Skabies (gudik) hendaknya menganjurkan kepada murid atau santrinya untuk berobat secara serempak di Puskesmas terdekat atau poliklinik Kulit Rumah Sakit setempat.

    X.            ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN
1.      Biodata
a.      Identitas pasien
b.       Identitas penanggungjawab
2.       Riwyat kesehatan
a.      Keluhan utama
Pada pasien scabies terdapat lesi dikulit bagian punggung dan merasakan gatal terutama pada malam hari.
b.      Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi edema karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat.
c.       Riwayat kesehatan dahulu
Pasien pernah masuk Rs karena alergi
d.      Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit seperti yang klien alami yaitu kurap, kudis.
3.      Pola fungsi kesehatan
a.      Pola persepsi terhadap kesehatan
Apabila sakit, klien biasa membeliobat di tko obat terdeat atauapabila tidak terjadi perubahan pasien memaksakan diri ke puskesmas atau RS terdekat.
b.      Pola aktivitas latihan
Aktivitas latihan selama sakit :
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi di tempat tidur
c.        Pola istirahat tidur
Pada pasien scabies terjadi gangguan pola tidur akibat gatal yang hebat pada malam hari.
d.       Pola nutrisi metabolik
Tidak ada gangguan dalam nutrisi metaboliknya.
e.       Pola elimnesi
Klien BAB 1x sehari, dengan konsitensi lembek, wrna kuning bau khas dan BAK 4-5x sehari, dengan bau khas warna kuning jernih.
f.       Pola kognitif perceptual
Saat pengkajian kien dalam keadaan sadar, bicara jelas, pendengaran dan penglihatan normal
g.       Pola peran hubungan
h.       Pola konep diri
i.         Pola seksual reproduksi
Pada klien scabies mengalami gangguan pada seksual reproduksinya
j.         Pola koping
1.      Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klien selalu merasa gatal, dan pasien menjadi malas untuk bekerja.
2.      Kehilangan atau perubahan yang terjadi
perubahan yang terjadi klien malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
3.       Takut terhadap kekerasan : tidak
4.      Pandangan terhadap masa depan
klien optimis untuk sembuh

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biolgi
Tujuan dan karakteristik Intervensi RasionaI
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan diharapkan nyeri klien dapat teratasi dengan
Kriteria hasil:
·         nyeri terkontrol
·         gatal mulai hilang
·         puss hilang
·          kulit tidak memerah - kaji TTV

INTERVESI:
·         kaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat lokasi
·         berikan perawatan kulit dengan sering, hilangkan rangsangan lingungan yang kurang menyenangkan
·         kolaborasi dengan dokter pemberi analgesic koaborasi pemberian antibiotika
2.       Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan diharapkan tidur klien tida terganggu dengan nyeri
Kriteria hasil;
·         mata klien tidak bengkak lagi
·          klien tidak sering terbangun dimalam hari
·          klien tidak pucat - kaji tidur klien
INTERVENSI :
·          berikan kenyamanan pada klien (kebersihan tempat tidur klien)
·          klaborasi dengan dokter pemberia analgeti
·         catat banyaknya klien terbangun dimalam har
·         berika lingkungan yang nyamandan kurangi kebisingan
·          berikan minum hangat (susu) jika perlu
·         beian musik klasik sebagai pengantar tidur
3.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampian sekunder
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan diharapkan klien tidak mengalami gangguan dalam cara penerapan citra diri dengan
Kriteria hasil :
·          mengungkapan penerimaan atas penyakit yang di alaminya
·          mengakui dan memantapkan kembali system dukungan yang ada
INTERVENSI
·         Dorong individu untuk mengekspresian perasaan khususnya mengenai pikiran, pandangan dirinya
·         Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah penanganan, perkembangan kesehatan
































 XI.            DAFTAR PUSTAKA :
http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/03/skabies-kulit-gatal-bikin-sebal.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar